Jakarta. 20
November 2012.
Pulau
Lombok. Pulau Cabe.
Lombok dalam
Bahasa Jawa artinya cabe. Jadi tidak salah dengan menyebut pulau ini pulau
cabe. Saya tidak mengetahui asal-usul penamaan Lombok. Mungkin dulu daerah ini
penghasil utama lombok, mungkin. Tapi yang jelas masakan khas sini rasanya
pedas banget.
Sebut saja
plecingan. Saya pernah mencicipi ayam goreng plecingan dan plecing kangkung di
depan hotel tempat nginap. Huah! Pedesnya minta ampun. Aku
sampai mengumpat, “Dasar Pulau Lombok!”. Kata si Mbak cantik yang punya resto,
cabe disini berbeda dengan di pulau Jawa. “Emang pernah ngerasain cabe jawa
Mbak?”, “Saya kan dari Purworejo Mas” Hahaha. Kalau mau sensasi yang lebih pedas, aku malah
disuruh nyobain beberuk, katanya sih pedesnya melebihi plecingan ini. Ogah ah,
yang ini aja bikin perut mules. Tips dari si Mbak kalo mau yang gak pedes
jangan pesen yang plecingan, karena plecingan disini itu kata halus untuk
meminta makanan yang pedes.
Sesampainya
di hotel langsung ke cafe di pantai Senggigi, menyantap Coconut Cake plus Fruits
yang disediakan hotel. Lumayan mengurangi pedes di mulut. Tak jauh dari situ, wisatawan manca menyantap sinar matahari di pantai.
Senggigi Beach Hotel |
Eh sebagai informasi,
bagi yang pergi ke Lombok dan menggunakan Garuda Indonesia, kalau nginap di hotel ini dan
menunjukkan boarding pass bisa dapat potongan harga, semalam hanya Rp.550rb
saja.
Keesokan
harinya bisa menikmati Ayam Taliwang di Puri Mas Resort and Spa, dapat jamuan
dari pemiliknya langsung. Sebelumnya ku diajak berkeliling ke seluruh wilayah
hotel dan diberi tahu seluruh ruangan dan koleksinya. Satu kata deh untuk hotel
ini, fantastik! Coba cek di websitenya di sini.
Kuliner yang
belum sempet kucobain adalah tahu goreng
dan kelapa muda gula merah yang katanya juga terkenal disini. Semoga bisa kembali berkunjung di Kota Seribu MAsjid ini kembali.
***
Sate Bulayak.
Kalau ayam taliwang dan plecing kangkung mungkin sudah
bisa ditemuin di berbagai daerah. Ada satu lagi makanann khas yang hanya ku
temui disini. Namanya sate bulayak, sekali lagi hanya ada di Mataram hehe.
Banyak yang jualan sate bulayak di pinggir-pinggir
jalan. Salah satu tempat yang ramai dikunjungi di malam hari adalah Taman
Adipura Ampenan. Jangan bayangin taman ini ramai seperti di kota-kota besar di
jawa, disini sepi dan gelap alias remang-remang. Yah, aku punya kesempatan
menikmati lezatnya sate ini disini.
Bagi yang mau berkunjung bisa menelusuri pake GPS, nih foursquare
Taman Adipura Ampenan http://4sq.com/S6ibNe.
Sate Bulayak
ini makanan yang unik. Uniknya dimana? Satenya ada berbagai macam, kita bebas untuk
milih, ada sate sapi, sate ayam dan sate ati. Kesemuanya ditusuk dalam potongan
kecil. Tapi janga kecewa dulu meskipun tusukannya kecil tapi dalam seporsi isi
satenya ada 16 hehe. Semua sate ditusuk dengan bambu. Kalo di Jakarta sate
kambing ajakan yang pake tusuk bambu.
Bulayak. Apaan
tuh? Ini yang khas. Bulayak adalah sejenis lontong, dibungkus dalam ukuran
kecil mungil memanjang dan sepertinya dibungkus pake janur atau aren, dengan
lilitan berbentuk spiral. Kalo membuka harus dengan gerakan memutar, persis
sama seperti 'lepet' kalo di Jawa Timur.
Jumlah bulayak dalam seporsi ada 5,
tapi abis juga, mungkin karena nganggap kecil jadi lap leb aja.
Sate bulayak disajikan
dengan bumbu yang rasanya mirip rendang sekaligus opor, uenak puol. Tinggal cocol-cocol
aja ke bumbunya. Katanya sih
bumbunya terbuat dari kacang tanah tumbuk yang direbus sama santan. Mungkin itu
ya yang menimbulkan aroma rendang sekaligus opor. Plus disediain kecap juga kalo mau menambah rasa
manis.
Jadi seporsi sate bulayak disajikan
dalam 2 piring, sate dan bulayak. Bulayaknya masih dalam posisi terbungkus, kalo makan harus
nglupas sendiri gitu dengan gerakan memutar, dan tanpa sendok. Tapi
bisa request sih sendoknya hehe.
Ada menu
tambahan yang makin bikin sate ini semakin nikmat, yaitu kerupuk singkong. Saya
sendiri habis dua bungkus. Sate bulayak bisa lebih nikmat agi karena dimakan di
tengah Taman Adipura Ampenan, lesehan di tikar.
Kesimpulannya,
saat makan sate ini dibutuhkan kesabaran tinggi karena harus ngelupas sendiri 5
bulayak plus menyantap 16 sate potongan kecil. Harga sate
bulayak seporsi hanya sekitar 15 ribu saja, dan kerupuk 500 perak saja.
Ehm, sungguh pengalaman
kuliner unik yang harus diulang dan dicoba jika mampir ke Mataram.
Foto koleksi pribadi.
0 komentar:
Posting Komentar
Emoticon yang dapat digunakan [Tampilkan] [Sembunyikan]